Mahdi Akef, mantan pemimpin Ikhwanul Muslimin (IM) Mesir. (FT/IST)

KAIRO | duta.co – Kisah jatuh bangun Mahdi Akef, mantan pemimpin Ikhwanul Muslimin (IM) Mesir, berakhir. Akef, diberitakan telah meninggal dunia  di sebuah rumah sakit di Kairo dalam usia 89 tahun. Akef didiagnosis menderita kanker tahun lalu.

Seperti dilasir dari Aljazirah, Sabtu (23/9), Akef termasuk di antara ratusan tokoh IM yang ditangkap dalam sebuah tindakan keras yang dilakukan terhadap organisasi politik menyusul penggulingan Presiden Muhammad Mursi pada 2013.

Dia pada awalnya dihukum karena tuduhan terkait kekerasan dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Putusan tersebut dibatalkan karena Akef naik banding. Akef akhirnya menjalani pemeriksaan ulang. Keluarganya baru saja meluncurkan sebuah kampanye daring untuk menuntut pembebasan Akef karena alasan kesehatan.

Akef lahir pada 12 Juli 1928, tahun yang sama dengan Ikhwanul Muslimin didirikan. Dia menjadi sadar akan ajaran organisasi di awal masa remajanya, dan bergabung dengan IM pada tahun 1940.

Upaya pembunuhan yang gagal terhadap presiden Mesir Gamal Abdel Nasser pada tahun 1954 menyebabkan sebuah tindakan keras berskala besar terhadap IM. Akef dipenjara dari tahun 1954 sampai 1974.

Pada 2005, di bawah kepemimpinan Akef, IM memenangkan 20 persen kursi dalam pemilihan parlemen Mesir. “Dia memiliki banyak prestasi,” kata Khalil al-Anani, seorang akademisi dan peneliti Ikhwan.

Menurutnya, Akef salah satu pemimpin IM yang paling reformis sejak dia menjabat pada tahun 2004. Dia memprakarsai banyak perubahan dalam gerakan tersebut dan memberinya sebuah “cita rasa” baru.

Menulis di Twitter, kelompok Palestina Hamas, yang berafiliasi dengan IM, menggambarkan kematian Akef sebagai kerugian bangsa. Sebab Akef dinilai merupakan salah satu tokoh utama IM. (rep)

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry