Dahlan Islan bersama Rektor Unitomo, Bahrul Amiq. DUTA/endang

SURABAYA | duta.co – Menjadi wirausaha tidak bisa dilaksanakan sekejap. Bahkan menjadi pengusaha itu sejatinya tidak ada teorinya. Justru belajar menjadi pengusaha sama seperti belajar naik sepeda, ada proses jatuh dan bangun.

Belajar naik sepeda bisa dengan berbagai macam cara. Bisa dengan mencoba punya sendiri bisa pinjam punya teman. Saat belajar itu tidak langsung berlari namun harus mengalami kondisi terjatuh, terluka dan berdarah. Namum ada pula yang sekali belajar bisa langsung bisa mengayuh xengan cepat. Dan mereka terjatuh ketika ketika sudah pintar.

Hal itu dikatakan Dahlan Iskan saat menjadi pembicara dalam pembekalan untuk mahasiswa baru Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) Surabaya, Senin (18/9). “Jadi pengusaha itu harus berani pegang sepeda. Harus berani menjalankan. Bisa jadi saat belajar itu, diejek temannya. Saat diejek, ada yang patah semangat, ada yang justru terus semangat karena ingin membuktikan kemampuannya,” ujar Dahlan.

Dikatakan Dahlan, saat belajar naik sepeda itu ada juga banyak macamnya. Saat itu, Dahlan meminta dua orang mahasiswa untuk menceritakan pengalaman saat belajar naik sepeda. Ada yang belajar dengan dituntun ayahnya, ada pula yang langsung belajar sendiri.

Dikatakan Dahlan, tipe pertama adalah tipe yang manja. Masih perlu  bantuan. Terkadang memang bukan atas kehendak dia, tapi kehendak orang lain. Itulah tipe pengusaha manja. Sedangkan yang satu adalah tipe mandiri, sehingga ada pula pengusaha itu yang mandiri,” jelas Dahlan.

Lalu, Dahlan pun menanyakan kepada mahasiswa, kapan memulai menjadi pengusaha? Tiga mahasiswa dipanggil ke atas panggung. Yang satu mengatakan sedini mungkin, bisa dilakukan mulai saat ini, dan yang satu mengatakan kapan saja tanpa batas waktu. “Ketiganya benar. Teorinya, bisa kapan saja, sejak dini, sekarang pun bisa untuk memulainya,” tandas Dahlan.

Dikatakan Dahlan, untuk menjadi pengusaha memang tidak perlu untuk memiliki modal yang besar. Dia menyontohkan, masyarakat  Tionghoa yang kebanyakan menjadi pengusaha. Dikatakannya tidak semua masyarakat  Tionghoa yang menjadi pengusaha itu adalah dari kalangan orang berada. Mereka adalah orang-orang yang biasa mendengar orang lain berbicara tentang pengusaha, tentang bisnis. Sehingga lama kelamaan orang Tionghoa jadi terbiasa dengan hal-hal itu, sehingga ingin mencoba untuk terlibat di dalamnya. “Jadi tidak perlu takut. Lakukan saja,” tuturnya.

Selain itu, untuk menjadi pengusaha kata Dahlan, harus merasakan bagaimana ditipu rekan bisnis. Kalau belum merasakan itu, kata Dahlan, namanya masih belum pengusaha. “Jatuh bangun itu hal biasa. Merasa ditipu juga harus biasa,” tandasnya.

Rektor Unitomo, Bahrul Amiq mengatakan, sengaja menghadirkan Dahlan Iskan untuk memberikan motivasi kepada mahasiswa baru. Tujuannya agar para mahasiswa mengikuti pola pikir Dahlan yang berjuang dari kecil hingga bisa menjadi seperti sekarang ini. end

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry