MANUVER PKI sekarang menciptakan opini bahwa taragedi 1965 itu buatan Orba. Tampak corat-coret yang ingin mengesankan bahwa bahaya laten itu Orba.(FT/IST)

JAKARTA | duta.co – Isu PKI seperti bola panas, menggelinding keras. Bulan ini, September menjadi catatan tebal keganasan PKI. Perintah Panglima TNI Jendral Gatot Nurmantyo kepada jajarannya untuk nonton bareng (Nobar) film Pengkhianatan Gerakan 30 September G 30 S/PKI menjadi viral. Jenderal-jenderal tua pun bermunculan.

Tidak hanya TNI, masyarakat luas menyambut antusias. Resimen Mahasiswa (Menwa) Indonesia, sebagai bagian dari kader muda bela negara, juga mendukung penuh langkah ini.

Hal ini ditegaskan Erwin H. Al Jakartaty, Wadan Konas Menwa Indonesia, bahwa Menwa Indonesia mendukung langkah Panglima TNI. Menurutnya, Nobar ini tak hanya sekedar menyaksikan bersama-sama sebuah film perjuangan, tapi lebih dari upaya melakukan pendidikan ideologi kebangsaan dalam perspekstif sejarah, terutama bagi generasi muda bangsa.

“Bagi Menwa Indonesia, perintah internal Panglima TNI pada jajaran institusionalnya merupakan himbauan serius bagi seluruh anak bangsa untuk tidak melupakan sejarah, khususnya mengenai pengkhianatan PKI terhadap Pancasila dan NKRI. Dan himbauan ini akan kami jalankan,” kata Erwin H Al Jakartaty kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (23/9/2017).

Lebih lanjut Wakil Komandan Komando Nasional Menwa Indonesia ini menjelaskan bahwa setelah reformasi 1998, banyak generasi muda Indonesia yang tidak mengetahui bagaimana dimasa lalu PKI telah menghancurkan sendi-sendi persatuan nasional, melecehkan Pancasila, menistakan agama, mengadu domba anak bangsa dan dua kali melakukan pengkhianatan dialam kemerdekaan Indonesia. PKI bertujuan mengubah Indonesia menjadi negara komunis.

Menwa tidak sekedar mendukung, tetapi juga melakukan nobar yang dipusatkan di Markas Komando Menwa Jayakarta di Pulomas. “Kami turut mendorong kepada jajaran struktural organisasi Menwa khususnya kepada anggota-anggota Menwa yang berbasis di wilayah provinsi dan kampus-kampus untuk turut serta menyelenggarakan nobar film ini,” demikian Erwin.

Menyusup ke TNI?

Mantan Wakil Presiden, Try Sutrisno bangga dengan perintah Panglima TNI ini. Disamping itu, ia meminta kepada TNI supaya lebih selektif memilih para calon anggota TNI melalui Akademi Militer. Jangan sampai komunis masuk institusi TNI.

Menurut Pak Try, saat ini kondisinya sudah sangat berbeda. Dulu, untuk masuk akademi militer, yang harus dilihat pertama kali adalah latar belakang keluarga calon taruna. Jika terbukti dia adalah anak anggota PKI, maka tidak akan diterima sebagai teruna.

“Sekarang bebas. Hati-hati. Sekarang tidak mustahil anak cucu PKI masuk ke Akademi Militer. Jadi itu sasaran strategis jangka panjang,” kata Try dalam acara silturahim Panglima TNI dengan para Purnawirawan TNI di Aula Gatot Soebroto, Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (22/9/2017).

Jenderal TNI Purnawirawan ini minta kepada jajaran intel TNI agar benar-benar mengawasi setiap taruna yang masuk ke akademi militer. Kata dia, yang bisa masuk menjadi anggota aparat pertahanan dan keamanan harus dari latar belakang keluarga yang mencintai Indonesia.

“Saya minta kepada jajaran intel kita, yang mau masuk Akmil, Akpol, AU, AL, untuk betul-betul tahu manusia merah putih betul atau tidak,” ujar Try.

Dikonfirmasi terpisah, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo katakan TNI selalu waspada dalam memilih para calon taruna. “Tetapi kami tahu (latar belakang semua calon taruna). Kan tidak mungkin kami tidak tahu, semua datanya kami tahu. Tetapi tetap diterima,” kata Gatot.

Try Sutrisno pun memberikan apresiasi pada Panglima TNI yang mengintruksikan agar film Pengkhianatan Gerakan 30 September G30S di putar di semua markas TNI.

“Bangga saya. Alasan Anda supaya prajurit saya tahu kenyataan tingkah laku PKI sebagai penghianat itu tidak dibuat-buat,” tegasnya.

Menurut Try, meskipu Presiden Joko Widodo terlihat barada di posisi yang moderat dengan mengusulkan agar dibuat film G30S versi kekinian berdasarkan research dan fakta, tapi intinya PKI harus tetap diwaspadai.

Yang perlu diwaspadai, tokoh-tokoh PKI sekarang terus menggiring opini bahwa masalah 1965 adalah kesalahan Orde Baru. Jika ini berhasil, maka, nama baik PKI akan pulih. Manuver ini hanya bisa dipatahkan dengan data dan fakta sejarah, bahwa, kekejaman PKI itu, nyata (kmp,sua)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry